0 komentar
Piknik Syereem


eS eM eU Tunas Bangsa mau ngadain piknik di liburan catur wulan ini. Pak Husen yang dianggap sesepuh alias kepala sekolah yang lahir di Madiun, besar di Klaten, beristri di Bandung, punya anak di Semarang, dan menjadi kepala sekolah di Jakarta mengeluarkan maklumat bahwan …..eh, bahwa piknik itu perlu dan semua siswa harus bisa mengikutinya. Alasannya adalah sebagai salah satu wujud refresing agar siswa tidak merasa jenuh karena setiap hari harus di jejali dengan berbagai jenis mata pelajaran.
Tapi setelah usut punya usut ternyata bukan siswanya yang jenuh, tapi gurunya sendiri yang jenuh menghadapi siswi-siswi yang itu-itu juga, mana pada bandel-bandel, telatan, dan nggak pernah pake minyak wangi.
Sebenarnya untuk liburan kali ini 99,99% siswanya menyatakan nggak berminat, soalnya tempat liburan kali ini sama sekali nggak berkualitas dan berkelas. Coba lo bayangin aja masa yang namanya liburan ke makam Si buta dari gua hantu, penembahan Eyang Suro guno-guno dan terakhir bermalam di gua hantu apa nggak serem coba.
“Pak ini mau piknik apa mau bertapa ?” tanya Ediot yang udah nelen ludah sampe kenyang begitu mendengar tempat tujuan wisata.
“Begini akan bapak jelaskan kenapa kita para guru kalian sepakat mengajak ketempat-tempat tersebut, itu agar kta bisa mengenal leluhur kita, karena disadari atau tidak sudah banyak diantara kita yang melupakan para pendahulu yang telah lama mati, selain itu kita rencananya kita juga mau mengadakan kemah didepan Goa Hantu yang sudah terkenal fuul angker dan full dedemit. Bukankah hal itu menyenangkan..” cuap pak Husen menerangkan dengan semangat empat lima, persis banget tukang obat yang sering mangkal di pasar.
“NGGAK……!!” jawab semua siswa serentak, Eh…..tapi nggak semua ding, lha wong sudah ada yang keburu pingsan begitu mendengar rencana pak Kepsek yang…gila.


Awal liburan pun dimulai. Siswi-siswi eSeMeU Tunas Bangsa sudah berkumpul di sekolah, menungu bis yang mau mengangkut mereka ke tempat tujuan wisata. Semua siswi terlihat membawa perlengkapan tambahan yang mereka simpan di tas mereka yang berupa ke menyan, jimat anti hantu, pistol penakhluk hantu dan masih banyak lagi perlengkapan lainya yang semua berhubungan dengan hantu. Pokoknya pagi ini mereka persis banget kaya kelompoknya gos baster yang mau kesarang setan.
Bahkan ada di antara mereka yang menyempatkan diri pake pempers tujuh biji alasannya sih sederhana biar kalo ngompol ngak ketahuan. Wal hasil, para dukun yang biasa mangkal ngak jauh dari sekolahan jadi laris manis tanjung kimpul, jimat laris duit kumpul.
Mr. Mistiko guru sejarah yang punya tampang mirip pytecantropus erectus lahir di Jepang dan besar di jawa, tiba-tiba berbicara melalui mikrofon. Dan lo-lo jangan heran jka ketemu sama orang ini, soalnya apapun yang di omongin pasti di hubung-hubungkan sama hal yang berbau mistik.
“Anak-anak sekalian, hari ini kita mau mengunjungi tempat-tempat bersejarah” katanya memulai pidatonya .
“Bersejarah apaan, itu tempat setan “ ceceluk salah seorang siswa yang tidak mau di sebutkan identitasnya.
“Betul sekali.” Kata Mr. Mistiko yang rupanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak tadi.”….karena selain tempat-tempat tersebut bersejarah, tempat tersebut juga sudah terkenal full angker dan full dedemit yang sudah tidak lagi diragukan khasiatnya. Dan nantinya kita bisa ber-sport jantung ria sampe puas biar jantung kita sehat.”
“Huuu…”teriak semua.”Sehat belum tentu mati berdiri iya..”kata Kopral yang sudah ketguetan.
Dan beliau terus berbicara mengenai tempat tujuan wisata tersebut sampe mulutnya berbusa meskipun anak didiknya sudah pada tidur sampe ngiler.
Beberapa waktu kemudian akhirnya bis yang mereka tunggu atau lebih tepatnya yang sangat tidak mereka tunggu datang juga. Semua tambah merinding,di otak mereka sudah penuh dengan bayang –bayang menguetkan.
Pepsi yang nggak kalah ketguetannya,menggenggam erat granat gas air mata yang diadapetin dari dukun dulunya bekas teroris buat jaga-jaga kalau nanti ada hantu yang iseng mengoda.
Ediot juga sudah menyempatkan diri menulis sebuah surat wasiat yang dia taruh di atas tempat bantal tidurnya, yang isinya kurang lebih kalau sampai Ediot mati berdiri pada acara liburan kali ini,minta di kuburkan bersama dua orang cewek cantik nan seksi, soalnya dia kan belum pernah merasakan surga dunia yang satu ini.
Pokoknya semua siswa yang memang masing-masing memiliki watak penguet, membawa sesuatu yang mereka harapkan bisa menolong mereka jika bertemu hantu.
Mr. Mistiko yang dari tadi ngomong terus meskipun bis sudah datang akhirnya berhasil dihentikan setelah kepalanya di ketok pake pentungan hansip milik penjaga sekolah oleh pak Husen, dan buru-buru dimasukkan kedalam bagasi sebelum sadar. Soalnya Mister yang satu ini kalau sudah ngomong, jadi lupa sama yang lain.
Lalu mereka satu persatu memasuki bis dengan perasaan merinding, tguet, cemas, tertekan dan tergencet. Bulu kuduk mereka berdiri, sampai-sampai bulu kaki, bulu ketek dan bulu idung mereka pun ikut berdiri.
Meskupun banyak siswa yang memohon dengan sangat agar pikniknya di alihkan saja ke Dufan, tapi Kepala Sekolah nggak bergeming sedikitpun, malahan dia mengeluarkan ultimatum, barang siapa yang protes terus akan dimasukkan ke bagasi menemani Mr. Mistiko. Wal hasil mereka pun pada nggak berani protes lagi, dan pada waktu berdoa bersama sebelum berangkat, mereka serentak berdoa semoga bisnya mogok, tapi bis itu tetap berlenggang kangkung meninggalkan pelataran sekolah.

Setelah capai muter-muter dari satu tempat keramat ke tempat keramat yang lain, akhirnya mereka pun sampai ditempat peristirahatan terakhir…gua hantu. Meskipun jam baru menunjukkan jam empat sore, tapi suasana gua hantu benar-benar serem. Gimana nggak, coba bayangin masa yang namanya gua nggak ada listriknya, nggak ada mall, nggak ada kafe dan fasilitas yang lain. (Ya jelas, diujung dunia manapun nggak ada gua yang model gituan). Di kanan kiri terlihat bebatuan dan bukit-bukit kecil, dan kadang-kadang dari dalam gua terdengar suara-suara aneh, mungkin suara itu muncul gara-gara angin yang berhembus masuk kedalam gua..mungkin.
“Sekarang kalian semua pada buat tenda.” Kata pak Husen ngasih komando begitu semua siswanya sudah turun dari dalam bis.
Semua serentak mengerjakan apa yang diperintahkan oleh pak Husen, mereka segera bergegas membuat tenda. Tapi masing-masing pengin ditempat yang strategis dan mudah untuk melarikan diri jika nantinya ada hal-hal yang tidak diinginkan dan tempat itu adalah tempatnya panitia. Walhasil semua tenda pada tumplek plek jadi satu di depan tenda panitia.
Malam hari yang gelap, bintang kecil menghiasi gelapnya langit luas. Suara burung hantu dan beberapa binatang malam tampak mengisi sunyinya malam. Kadang-kadang dari kejauhan terdengar suara serigala yang melolong menambah seramnya suasana.
Sementara itu sebuah api unggun tampak berkobar, menyala menerangi gelapnya malam. Sinarnya yang menerangi tampak menimbulkan bayang-bayang aneh.
Semua siswa dan pantia tampak berkumpul mengelilingi api unggun. Mereka berusaha untuk bergembiria melupakan ketguetan mereka yang sedari pagi bergelanyut di otak mereka. Mereka masing-masing mencoba untuk menyumbangkan kemampuan mereka untuk meramaikan suasana. Ada yang iseng menyumbangkan lagu dangdut irama rok, ada yang menyumbang lawak yang sama sekali jauh dari unsur lucu. Ada yang menyumbang cerita sampai yang mendengarkan pada tidur dan baru terbangun setelah idungnya ditempelin kaus kaki yang sudah tujuh haru tujuh malem nggak dicuci. Dan nggak mau ketinggalah Pepsi and the geng pun ikut menyumbang…gopek.
Setelah semua siswa menujukkan kebolehan dan ketidak bolehannya, Mr. Mistiko mewakili Kepala Sekolah berdiri dan mulai berkoar, “Anak-anak sekalian yang saya cintai dan mencintai saya..”
“Huuu…nggak lucu” teriak anak-anak kompak.
“Terima kasih.” Jawab Mr. Mistiko dengan tampang tanpa dosa walaupun kenyataannya full dosaa “..ya saya lanjutkan. Nanti malam sekitar jam satu malam kalian akan melguekan jurit malam dengan rute memasuki goa hantu hanya dengan membawa sebatang lilin, dan akan keluar dari ujung goa hantu yang lain. Kalian harus bisa menjaga agar sampai nyala lilin yang kalian bawa mati, atau kalian akan semalaman nggak bisa keluar dan dikelilingi oleh hantu-hantu yang menghuni gua hantu, kalian mengerti..”
Hening nggak ada jawaban, Mr. Mistiko dan pak Husen memandang sekeliling dilihatnya anak didiknya sudah pada pingsan ketguetan, bahkan ada beberapa orang yang ngompol..meski sedikit.

Rupanya penderitaan Pepsi dan teman-teman sebangsa setanah air senasib sepenanggungan tidak hanya berhenti sampai disitu, buktinya ditengah malam yang benar-benar buta mereka dibangunin untuk melaksanakan jurit malam.
“Oiii.., bangun.” Teriak Mr. Mistiko.
Tapi seluruh anak didiknya nggak ada yang membangunkan diri. Masing-masing pada pura-pura tidur bahkan pakai acara ngorok bersama, walhasil suaranya persis banget kaya suara kodok yang lagi manggil hujan.
“Kalian semua harus membangunkan diri, kalau ditidak tenda kalian akan saya bakar..” teriak Mr. Mistiko yang diikuti oleh anggukkan perestujuan dari Kepala Sekolah.
“Ya pak kami bangun.” Teriak Pepsi dan kawan-kawan sambil buru-buru keluar tenda.
“Nah begitu dong dari tari, anak-anak sekalian mumpung malam masih buta dan para setan serta dedemit masih bergentayangan, alangkah baiknya kalau kita mulai saja acara jurit malam ini, kalian setuju..”, teriak Mr. Mistiko.
Semua sudah bersiap pingsan, tapi Kepala Sekolah buru-buru bersabda “Yang pingsan nggak naik kelas.”
Kontan semua siswa nggak ada yang pingsan.
Setelah mendapat pengarahan selma beberapa menit, semua siswa baris satu persatu. Masing-masing siswa hanya dibekali sebatang lilin dan dilarang dengan sangat keras membawa penerangan dalam bentuk lain, meskipun itu hanya seekor kunang-kunang. Kopral yang ketahuan menyembunyikan lampu petromak di ketiaknya langsung dipersilahkan jalan duluan.
“Kok saya duluan sih.” Protes Kopral dengan ketguetan.
“Soalnya hanya lo yang ketahuan menyembunyikan lampu petromak, mana nyimpannya diketiak lagi. Udah berapa lama sih lo nggak mandi, asem banget ketiakmu.” Kata Mr. Mistiko.
“Tujuh hari pak.” Jawab Kopral enteng.
“Pantes kayanya dari tadi gue ngerasa ada bau yang aneh, kirain itu kentutku, eh ternyata bau ketiaknya Kopral.” Kata Ediot.
“Enak aja, bau yang tadi emang bener-bener kentutmu.” protes Kopral nggak terima. “Pak jangan saya duluan dong. Yang lain kan mungkin juga ada yang menyembunyikan sesuatu.” Rengek Kopral.
“Tapi kan yang lain nggak pada ketahuan, udah sekarang lo jalan kalau tidak..” pak Husen mulai nggak sabaran dan bersiap mengeluarkan ultimatumnya.
“I..iya pak saya jalan.” Kata Kopral ketguetan. Setelah memanjatkan doa sekitar dua jam Kopral pun mulai berjalan, tapi jalannya pelan banget, kura-kura aja kalah pelan.
“Udah cepet jalannya, kaya orang baru sunat aja.”
Setelah Kopral lalu dilanjutkan dengan teman-teman yang lain termasuk Pepsi.

Pak Husen selgue Kepala Sekolah dan Mr. Mistiko si guru sejarah sudah menunggu di bagian lain mulut goa hantu yang merupakan tembusan dari goa hantu. Emang kalo diteliti secara mendalam (cie..) goa hantu lebih mirip disebut sebagai terowongan alam, soalnya kalau kita masuk dari satu mulut gua akan keluar dari goa dibalik bukit yang lain.
Tapi setelah menunggu lewat dari tiga jam sampai kaki pada kesemutan dan jadi makanan nyamuk hutan yang kelaparan, belum ada satu pun siswa SMU Tunas Bangsa yang menongolkan diri. Dan mereka pun mulai cemas.
“Mr. Mistiko kok belum ada satu pun dari mereka yang keluar ya, jangan-jangan mereka tersesat.” Kata Pak Husen mulai kuatir.
“Nggak mungkin pak, gua ini kan seperti terowongan, didalamnya memang ada banyak cabang tapi pada buntu, dan hanya ini jalan keluarnya jadi nggak mungkin tersesat.”
“Bagaimana kalau kita susul mereka kedalam.”
“Boleh, ayo siapa tguet.”
Lalu keduanya berjalan mendekati mulut gua hantu, pelan-pelan mereka menyusuri bagian dalam gua, keadaan hening sepi senyap, nggak terdengar suara musik dugem, yang ada hanya suara tetesan air yang jatuh dari atap gua menimpa batu. Dan kadang-kadang terlihatlah kelelawar yang terbang karena merasa terusik dengan kehadiran mereka.
Mereka terus berjalan, tapi begitu mereka sudah jauh masuk ke gua, tiba-tiba senter yang di pegang Mr. Mistiko padam. Keadaan pun menjadi sangat gelap gulita.
“Mr. Mistiko, kenapa senternya dimatikan.” Kata pak Husen.
“Nggak dimatikan kok pak, mungkin lampunya putus atau baterenya abis.” Kata Mr. Mistiko sambil ngetok-ngetokkin senternya di telapak tangannya biar mau idup.
“Udah cepet pasang batere yang baru.”
“Sebentar pak, coba tolong ambilkan baterai di sgue celana saya, saya lagi sibuk ngebuka tutup senter.”
Tangan pak Husen meraba-raba celana Mr. Mistiko “Auw, bukan itu baterainya itu baterai punya saya.”, kata Mr. Mistiko ketika pak Husen menyentuh benda mirip baterai di celananya.
“Ma’af, nggak sengaja saya kira baterai pantesan tadi rada lembek. Nah ini dia.”, kata Pak Husen seteleh menemukan benda yang dicarinya.
“Mana pak baterainya.” tanya Mr. Mistiko.
“Ini pak..” kata pak Husen menyodorkan baterai kearah Mr. Mistiko. Karena keadaan gelap Mr. Mistiko tidak bisa melihat baterai yang disodorkan oleh pak Husen, dan ketika tangan Mr. Mistiko menyentuh tangan pak Husen, pak Husen kaget dan baterai itu pun jatuh ke tanah.
“Kok dijatuhin pak.”
“Sori nggak sengaja, kirain tangan hantu soalnya dari tadi bulu kuduk saya sudah berdiri..” kata pak Husen “Ayo cari..”
Mereka pun berjongkok mencari baterai yang tadi dijatuhkan paj Husen.
“Pak Husen..”
“Mr. Memanggil saya ?” tanya pak Husen.
“Nggak “ jawab Mr. Mistiko.
“Yang bener “ kata pak Husen nggak percaya.
“Suer pak ngapain saya panggil bapak kaya nggak ada kerjaan aja.”
“Pak Husen “ suara aneh itu terdengar lagi.
“Mr. Mistiko jangan bercanda dong, ini kan gelap didalam goa hantu lagi.” Kata Pak Husen mulai ketguetan.
“Siap yang bercanda..”
“Mr. Mistiko..” suara aneh itu memanggil Mr. Mistiko.
Mr. Mistiko kaget “Kok kayanya ada suara yang memanggil saya ya.”
“Saya nggak memanggil lho.” kata Pak Husen membela diri.
“Kalau begitu siapa yang memanggil ??” kata Mr. Mistiko.
Keduanya celingukan dalam kegelapan, tiba-tiba dari salah satu sudut goa muncullah sebuah kepala……tanpa badan.
“WAAA..HANTUUUU..” teriak pak Husen yang dari tadi sudah ketguetan dan langsung pingsan.
Sekarang tinggal Mr. Mistiko sendirian, dilihatnya sekeliling kepala tanpa badan itu sudah menghilang. “HEI, SIAPA ITU..” teriak Mr. Mistiko, sambil kakinya menendang-nendang tubuh pak Husen yang sudah keburu pingsan. “Pak Husen jangan pingsan dong…” ucapnya pelan, rupanya dia juga mulai merasa ketguetan.
“Mr. Mistiko ..” tiba-tiba kepala tanpa badan itu muncuk lagi, Mr. Mistiko kaget berat dan langsung ketguetan. “Ampun mbah hantu..ampun saya nggak lagi-lagi datang kesini..” kata Mr. Mistiko ketguetan.
“Mister lo telah mengganggu ketenanganku, istirahatku..”
“Ampun mbah..ampun.”
“Tiada ampun bagimu, lo dan temanmu telah, lancang masuk kedalam gua kekuasaanku, sekarang lo harus menerima ganjarannya”
“Ampun mbah, ampunn..” ucap Mr. Mistiko ketguetan dan tanpa sadar dia pun kencing dicelana.
“Heh apa ini, lo ngompol ya..” kata hantu kepala itu.
“I..iya mbah..”
“Lo telah lancang mengotori tempat tinggalku, maka sebagai hukuman kemaluanmu akan gue ambil dan gue jadikan hiasan di dinding goa ini..ha..ha…ha..” kata hantu kepala itu sambil tertawa.
Tiba-tiba Mr. Mistiko langsung pingsan begitu mendengar hukuman dari hantu kepala itu. Dan begitu melihat Mr. Mistiko pingsan hantu kepala itu bengong “Lha dia pingsan..”
“Hore berhasil.” Tiba-tiba terdengar teriakan Pepsi dan teman-teman.
“Huh lagaknya sok berani, tapi baru mendengar anunya mau diambil sudah pingsan duluan, dasar penguet.” Ejek Kopral.
“He-eh, dasar mental krupuk. Untung rencana kita menyembunyikan perlengkapan make up dan semua peralatan ini digua sebelum malam nggak ketahuan, coba kalau ketahuan bisa-bisa kita mati berdiri disini, pokoknya hidup Pepsi yang punya ide..” teriak Topan.
“Hidup..” teriak yang lain ikut mengelu-elukan Pepsi.
Elu…elu..elu.
“HOI SIAPA YANG TERIAK MALAM-MALAM GINI, MENGGANGGU TIDUR GUE AJA..” tiba- tiba terdengar suara membahana dalam goa.
“Hoi siapa yang barusan ngomong.” Kata Pepsi ke temen-temennya, dalam gelapnya gua mereka saling pandang, karena nggak ada yang merasa ngomong.
“YANG BARUSAN NGOMONG GUE..” jawab sebuah suara tanpa wujud.
Semua terdiam tapi, sedetik kemudian mereka pun langsung pada berteriak.
“HANTUUUU..” teriak mereka sambil berlari meninggalkan pak Husen dan Mr. Mistiko yang masih pingsan.
“DASAR PENAKUT JUGA..”
If you like this post, please share it!
Digg it StumbleUpon del.icio.us Google Yahoo! reddit

No Response to " "

Posting Komentar